Blora, — Isu dugaan pungutan liar di SMPN 1 Blora terus menuai tanggapan. Kali ini, Rina, wali murid dari kelas 9H, angkat bicara untuk meluruskan informasi yang berkembang di masyarakat.
Menurutnya, dana sebesar 200 ribu yang disebut-sebut sebagai pungutan sebenarnya berasal dari kas kelas, bukan dikumpulkan langsung dari orang tua secara paksa atau wajib.
“Itu murni dari kas kelas, bukan iuran yang diminta sekolah atau dipungut dari orang tua. Kami sebagai orang tua menyepakati penggunaan dana tersebut untuk kegiatan sosial dan mendukung kegiatan perpisahan,” jelas Rina saat ditemui usai pertemuan paguyuban orang tua, Kamis, (17/4/2024).
Ia menyampaikan keprihatinannya atas berita-berita yang muncul tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Menurutnya, narasi yang beredar telah menimbulkan keresahan dan membuat semangat anak-anak menurun.
“Saya sedih sekali. Anak saya dan teman-temannya latihan perpisahan, datang ke rumah teman, bikin proposal, semangat sekali. Kalau semua itu dibilang pungli, rasanya kasihan anak-anak yang sudah berjuang,” ujar Rina dengan nada haru.
Rina juga menegaskan bahwa tidak ada paksaan kepada orang tua untuk menyumbang. Bahkan, jika ada orang tua yang tidak mampu atau memilih tidak berpartisipasi, itu tidak menjadi persoalan.
“Kita semua paham bahwa kemampuan orang tua berbeda-beda. Tidak ada yang dibebani. Kalau tidak bisa ikut, ya tidak apa-apa. Yang punya rejeki, ya membantu. Intinya sukarela,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa beberapa kegiatan seperti pengecatan kelas atau pengadaan kipas angin juga merupakan hasil inisiatif dari orang tua, bukan permintaan sekolah.
“Bapak-bapak juga turun tangan sendiri. Ada yang nyumbang cat, ada yang bantu ngecat, karena kita ingin anak-anak nyaman belajar,” imbuhnya.
Dengan pernyataan ini, Rina berharap masyarakat bisa melihat persoalan secara utuh dan tidak terburu-buru menilai negatif.
“Kami cuma ingin anak-anak bisa menutup masa SMP mereka dengan kenangan baik, tanpa mengorbankan nilai-nilai kebersamaan dan keikhlasan,” pungkasnya.
Kristian Kurniawan siswa kelas 9 E SMP N 1 Blora mengatakan perpisahan ini penting bagi mereka, karena ini tahun terakhir kami di SMP.
" Ini masa-masa terakhir bareng teman-teman sekelas, seangkatan, dan guru-guru yang sudah menemani kami selama tiga tahun,” ujar salah satu siswi kelas
Kristian Kurniawan menyebut bahwa kegiatan perpisahan adalah ruang untuk menciptakan kenangan berharga yang akan dikenang di masa depan.
“Ini jadi momen buat dikenang nanti, ketika kita sudah SMA, bahkan sudah kerja. Kalau enggak ada perpisahan, kayak ada yang kurang,” ungkapnya ( Mz Dhe )
0 Komentar