Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Blora, Edy Widayat S.Pd., M.Kes., M.H.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berkomitmen melakukan percepatan untuk menurunkan angka stunting.
"Saat ini, angka stunting di Blora berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) dimulai Bulan Februari 6,73% dan pada Bulan Agustus kemarin pada posisi 6,3%, artinya jumlah balita yang stunting turun sekitar 0,4%," sebut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Edy Widayat, S. Pd, M. Kes, M. H, Rabu, (1/11/2023).
Meski turun, kata Edy upaya maksimal akan terus dilakukan untuk menurunkan angka stunting.
Ia pun menyadari bahwa menurunkan stunting tidak mudah, perlunya dengan melibatkan lintas sektoral.
Bagaimana secara bersama sama mencegah terjadinya angka stunting. Karena, stunting ini tidak secara tiba tiba.
Berawal dari remaja putri yang anemia atau kurang tambah darah dan pentingnya untuk menekan pernikahan dini.
"Kami berharap, masyarakat semakin menyadari pernikahan anak pada perempuan diatas usia 19 Tahun, " harapnya.
Selanjutnya, lanjut orang nomor satu dijajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora untuk ibu hamil harus diperiksa dengan tenaga kesehatan, bidan atau dokter enam kali dalam setahun.
Kemudian, untuk bayi lahir akan rutin dilakukan pemantauan apakah bayi tersebut ada indikasi stunting atau tidak.
"Dan, kalau ada indikasi stunting kita lakukan intervensi sedini mungkin agar bayi itu mampu tumbuh dan berkembang secara baik." imbuhnya melanjutkan.
Namun demikian, kembali Edy menekankan untuk mencegah stunting tidak bisa dilakukan sendiri. Harus dengan melibatkan stakeholder terkait dan peran masyarakat.
"Kami punya cita cita, Blora zero new stunting. Artinya tidak ada kasus stunting baru. Dan itu tidak akan tercapai bila tidak ada peran aktif semua elemen." pungkasnya.(ms dhe&hd)
0 Komentar