Kehadiran Dra. Hj. Umi Kulsum pada acara sedekah bumi (gasdeso) di desa Padaan Kecamatan Japah disambut antusias warga, ratusan masyarakat tampak tumpah ruah memadati jalan desa Padaan, (09/10).
Kemeriahan makin bertambah saat istri dari Bupati Blora Djoko Nugroho tersebut disambut warga Padaan dengan kesenian tradisional barongan dan reog dan mendapat kesempatan untuk naik dadap merak untuk selanjutnya diarak menuju Sendang Sentono mengikuti acara bancakan bersama warga.
Hj. Umi Kulsum dalam kesempatan itu menyampaikan rasa syukurnya dapat hadir pada tasyakuran sedekah bumi Desa Padaan.
“Semoga semakin tambah rasa syukur kita, semakin tambah nikmat yang akan diberikan, baik yang usaha di pertanian, perdagangan atau usaha yang lain diberikan segala kemudahan- kemudahan oleh Allah SWT dan terpenting kita selalu diberi kesehatan dan keselamatan oleh Nya,” ujar wanita yang juga bakal calon Bupati tersebut.
Menurutnya tradisi sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Allah SWT karena telah diberikan kenikmatan yang melimpah dan dihindarkan dari segala mara bahaya.
“Selain meriah, saya senang mendapat kesempatan menyaksikan seni barongan dan reog disini. Saya mengagumi atraksi yang disuguhkan oleh Grup Seni Barongan Tunas Muda Padaan, sangat menarik dan atraktif” ucapnya.
Bu Kokok dan Bu Lurah Padaan bahkan didaulat untuk naik di atas kepala Reog. “Sebenarnya ya deg-degan juga.. tapi saya senang dan menikmati pertunjukan” ucapnya.
Bu Kokok menambahkan ia adalah penggemar seni barongan Blora. “Seni barongan adalah seni yang merakyat dan disenangi masyarakat Blora dari semua kalangan” tambahnya.
Cucuk Lampah : Saat menikahkan putranya sebagai cucuk lampahnya bujang genong.
Bukti kecintaan Bu Kokok pada seni barongan dibuktikan pada saat menikahkan putranya, bahkan cucuk lampah perhelatan itu adalah Bujang Ganong salah atu tokoh populer dalam Seni Barongan.
Selain itu menurut Bu Koko, Seni Barongan juga menjadi simbol beberapa sifat masyarakat Blora, seperti nilai spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kerja keras, kekompakan, dan nilai keberanian yang dilandasi kebenaran maupun kejujuran.
Lebih lanjut, dijelaskan olehnya bahwa sejak 1 Juli yang lalu Bupati Blora telah memberikan ijin kepada para seniman untuk kembali pentas, namun pentas skala kecil. Syaratnya semua harus bersedia melaksanakan protokol kesehatan.
“Di tengah wabah covid-19, maka kegiatan ekonomi harus tetap berjalan, termasuk pentas seni budaya. Kesenian tradisional, orgen tunggal, boleh skalanya terbatas, apalagi saat ini sedang musimnya sedekah bumi, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Padaan, Sri Mulyono menerangkan, bahwa tradisi gasdeso ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta. Di mana telah memberikan kesuburan tanah, rizki dan kesehatan kepada seluruh warga.
“Tradisi ini juga mencerminkan kerukunan dan gotong royong yang kuat di pedesaan,” pungkasnya. (hry)
Kemeriahan makin bertambah saat istri dari Bupati Blora Djoko Nugroho tersebut disambut warga Padaan dengan kesenian tradisional barongan dan reog dan mendapat kesempatan untuk naik dadap merak untuk selanjutnya diarak menuju Sendang Sentono mengikuti acara bancakan bersama warga.
Hj. Umi Kulsum dalam kesempatan itu menyampaikan rasa syukurnya dapat hadir pada tasyakuran sedekah bumi Desa Padaan.
“Semoga semakin tambah rasa syukur kita, semakin tambah nikmat yang akan diberikan, baik yang usaha di pertanian, perdagangan atau usaha yang lain diberikan segala kemudahan- kemudahan oleh Allah SWT dan terpenting kita selalu diberi kesehatan dan keselamatan oleh Nya,” ujar wanita yang juga bakal calon Bupati tersebut.
Menurutnya tradisi sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Allah SWT karena telah diberikan kenikmatan yang melimpah dan dihindarkan dari segala mara bahaya.
“Selain meriah, saya senang mendapat kesempatan menyaksikan seni barongan dan reog disini. Saya mengagumi atraksi yang disuguhkan oleh Grup Seni Barongan Tunas Muda Padaan, sangat menarik dan atraktif” ucapnya.
Bu Kokok dan Bu Lurah Padaan bahkan didaulat untuk naik di atas kepala Reog. “Sebenarnya ya deg-degan juga.. tapi saya senang dan menikmati pertunjukan” ucapnya.
Cucuk Lampah : Saat menikahkan putranya sebagai cucuk lampahnya bujang genong.
Bukti kecintaan Bu Kokok pada seni barongan dibuktikan pada saat menikahkan putranya, bahkan cucuk lampah perhelatan itu adalah Bujang Ganong salah atu tokoh populer dalam Seni Barongan.
Selain itu menurut Bu Koko, Seni Barongan juga menjadi simbol beberapa sifat masyarakat Blora, seperti nilai spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kerja keras, kekompakan, dan nilai keberanian yang dilandasi kebenaran maupun kejujuran.
Lebih lanjut, dijelaskan olehnya bahwa sejak 1 Juli yang lalu Bupati Blora telah memberikan ijin kepada para seniman untuk kembali pentas, namun pentas skala kecil. Syaratnya semua harus bersedia melaksanakan protokol kesehatan.
“Di tengah wabah covid-19, maka kegiatan ekonomi harus tetap berjalan, termasuk pentas seni budaya. Kesenian tradisional, orgen tunggal, boleh skalanya terbatas, apalagi saat ini sedang musimnya sedekah bumi, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Padaan, Sri Mulyono menerangkan, bahwa tradisi gasdeso ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta. Di mana telah memberikan kesuburan tanah, rizki dan kesehatan kepada seluruh warga.
“Tradisi ini juga mencerminkan kerukunan dan gotong royong yang kuat di pedesaan,” pungkasnya. (hry)
0 Komentar