Soal keahlian atau
vokasi, Sekolah Menengah Kejuran (SMK) memang ahlinya. Hal itu dibuktikan oleh
SMK N 2 Blora.
Dengan berbekal
kompetensi yang mumpuni pada bidang-bidang vokasi itu pulalah yang membuat
sekolah satu ini mencatatkan sejumlah
pencapaian yang cukup membanggakan. Terutama soal penyerapan lulusan di dunia tenaga
kerja.
Kepala SMK N 2
Blora, Drs. Suhardini, M, Pd saat ditemui ME di ruaang kerjanya mengatakan bahwa
bagi siswa SMK kelulusan pada ujian nasional bukanlah faktor penentu.
Dijelaskan olehnya, yang terpenting bagi siswa SMK adalah kompetensi anak-anak
sesuai dengan jurusan.
Dikatakan oleh
Suhardini, SMK N 2 Blora patut berbangga disebabkan sebelum pengumuman
kelulusan Ujian Nasioal, hampir separuh siswa kelas XII telah diterima kerja
diberbagai perusahaan yang telah memiliki MoU dengan SMK N 2 Blora.
Dikatakan oleh
Suhardini, di SMK memang menyiapkan kurikulum yang dipadukan dengan kebutuhan industri,
dengan menjalin kerja sama dengan mitra kerja dan sejumlah perusahaan. Di
antaranya dengan, PT. SAI Mojokerto, PT. SAMI Semarang, PT Ungaran Sari Garment
Semarang, PT Sritex Solo, PT. Pungkok Wirosari, PT Jayabe Blora, PT. indomarco
Prisatama, LUWES Blora, Resto Solaria Jakarta.
Dengan adanya
kerjasama perusahan-perusahan tersebut menjamin akan menampung lulusan SMK N 2
Blora untuk bekerja diperusahan tersebut.
Sementara itu,
Yoyok Waluyo bagian (Bursa Kerja Khusus) SMK N 2 Blora memaparkan bahwa selama
ini pihak sekolahnya telah mempunyai MoU dengan berbagai perusahaan yang ada di
Jawa Tengah maupun di Jawa Timur, bahkan hingga Jakarta.
Dijelaskan oleh Yoyok Waluyo, dari data yang
ada hingga saat sebelum pengumuman kelulusan sejumlah 191 siswa telah diterima
bekerja. Dari 192 siswa yang telah diterima kerja itu berasal dari berbagai
jurusan. Adapun untuk jurusan Akutansi sejumlah 60 siswa, jurusan pemasaran 46
siswa, Administrasi perkantoran 35 anak, tata busana 50.
Sementara jumlah
siswa kelas XII saat ini adalah 414 siswa, jadi kalu di prosentasikan sejumlah
46,13 % siswa telah terserap di dunia kerja sebelum lulus.
SMK Siap kerja
Dakam Inpres nomor
9 tahun 2016 yang berisi tentang revitalisasi SMK. Hal tersebut bertujuan dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM)
melalui pendidikan kejuruan SMK yang membekali siswa-siswinya untuk bekerja,
maka setiap SMK wajib MoU dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Sementara dengan
diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 tahun 2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang
Link and Match dengan Industri.
Peraturan ini akan
menjadi pedoman bagi SMK dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang link
and match dengan industri. Sedangkan, bagi perusahaan, untuk memfasilitasi
pembinaan kepada SMK dalam menghasilkan tenaga kerja industri yang terampil dan
kompeten. (Hry)
0 Komentar